Senin, 29 Juni 2015

Kepribadian Berdasarkan Golongan Darah? Bullshit !!!




Banyak orang (termasuk saya dulunya) sangat mempercayai kepribadian berdasarkan golongan darah. Golongan darah pada dasarnya merupakan pembagian tipe darah berdasarkan jenis antigen pada darah. Seperti yang kita ketahui, golongan darah secara umum dibagi menjadi A, B, AB, dan O. Mulanya saya pribadi mengira jenis antigen dalam darah kita mempengaruhi suatu struktur kimia pada konsentrasi produksi jenis hormon tertentu yang nantinya mengakibatkan pada psikologi, intinya saya kira ada pengaruh jenis antigen (golongan darah) dengan sifat manusia. Mengapa saya bilang bullshit? Mari kita simak ulasannya.


Sejarah pembagian golongan darah
Dilansir dari wikipedia, pembagian golongan darah dikemukakan pertama kali oleh Karl Landsteiner. Karl Landsteiner (14/6/1868-26/6/1943) ialah seorang ilmuwan Austria keturunan Yahudi. Ialah tokoh yang menemukan bahwa darah manusia terbagi menjadi 4 kelompok yakni O, A, B, dan AB. Dengan penemuannya tersebut, orang dapat mentransfusi darahnya dengan aman dan tidak sembarangan untuk menstrafusi darah.



Arti "Sebenarnya" Golongan Darah
Golongan darah adalah pengelompokan darah berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen pada permukaan membran sel darah merah. Perbedaan ini muncul sebagai perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah tersebut. Pembagian golongan darah jenis ABO merupakan yang paling populer. Tujuan utama dari pembagian ini yakni untuk melakukan trnasfusi darah secara aman. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Pembagian Golongan Darah ABO
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung dalam darahnya, sebagai berikut:
- Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya.
- Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya.
- Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B.
- Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.



Mitos Kepribadian Golongan Darah ABO
Dilansir dari Lensa Indonesia,
A : terorganisir, konsisten, sopan, mudah bekerja sama, mudah gugup (perfeksionis)
B : easy going, santai, tidak terikat aturan, semangat, tidak bisa multitasking
O : terbuka, enerjik, sosial, fleksibel, gampang dipengaruhi
AB : sulit diprediksi, sensitif, cenderung kepribadian ganda

Asal Mula Pembagian Kepribadian Golongan Darah
Pada perang dunia II, Jerman di bawah pimpinan diktator Adolf Hitler berusaha membuat etnis mereka memiliki derajat yang lebih tinggi dari etnis lain. Kala itu, golongan darah A dan O dominan di Jerman sehingga dibuatlah pengetahuan semu berupa teori palsu yang meninggi-ninggikan orang dengan golongan darah A dan O. Konsep ini kemudian diadopsi oleh Jepang pada tahun 1930-an untuk membentuk tentara-tentara unggul. Tentara pada posisi yang lebih penting terdiri dari golongan darah tertentu. Setelah ini, pemikiran dan teori mengenai kepribadian berdasarkan golongan darah sempat tidak digunakan lagi selama bertahun-tahun.
Kepribadian berdasarkan golongan darah diangkat kembali dan menjadi populer ketika Masahiko Nomi menuliskan buku berjudul "Understanding Affinity by Blood Type” (Memahami Persamaan berdasarkan Golongan Darah) pada tahun 1971. Kesuksesan dari buku tersebut disusul oleh 10 buku lainnya kemudian. Masahiko Nomi meninggal dunia pada tahun 1981 dan setelah itu pembahasan mengenai golongan darah dilanjutkan oleh Toshitaka Nomi, anaknya.
Keraguan muncul ketika diketahui bahwa Nomi Masahiko adalah seorang pengacara dan jurnalis, dengan tanpa latar belakang kedokteran/psikologi sama sekali. Pandangan Nomi Masahiko mengenai golongan darah diduga terpengaruh oleh Takeji Furukawa. Takeji Furukawa adalah seorang profesor di Sekolah Guru Perempuan Tokyo (Tokyo Women’s Teacher’s School) yang mempublikasikan papernya “The Study of Temperament Through Blood Type” (Kajian Temperamen berdasarkan Golongan Darah) di jurnal Psychological Research pada tahun 1927. Ia melakukan observasi terhadap perbedaan temperamen kepada murid-murid yang belajar di sekolahnya dan mengambil simpulan bahwa semua manusia dapat dibagi menjadi 2 macam kepribadian. Manusia bergolongan darah A yang intelek dan tenang dengan manusia bergolongan darah B yang emosional dan mudah marah. Studi tersebut sempat mendapat kritik karena dianggap tidak ilmiah dan tidak memiliki bukti-bukti yang kuat. Kajian mengenai golongan darah dan kepribadian kemudian menghilang hingga diangkat kembali oleh Masahiko Nomi pada tahun 1971.

Penelitian tentang Kepribadian Golongan Darah
Karena penasaran, saya mencari beberapa penelitian terkait dengan golongan darah dengan kepribadian. Berikut ulasannya,
  1. Mary Rogers, A.Ian Glendon (2003).Penelitiannya berjudul Blood Type and Personality. Penelitian mengambil sampel 30 orang untuk setiap golongan darah. Uji dilakukan dengan uji MANOVA. Hasil uji statistik menunjukkan kepribadian tidak dipengaruhi golongan darah, jenis kelamin, dan tidak ada interaksi yang terjadi. Sumber: Personality and Individual Differences, Volume 34, Issue 7, May 2003, Pages 1099-1112 
  2. Kenneth M. Cramer, Eiko Imaike (2002). Penelitiannya berjudul Personality, Blood Type, and The Five-Factor Model. Peneliti mengambil sampel 400 mahasiswa Kanada berdasarkan jenis kelamin dan golongan darahnya dengan mempertimbangkan Inventori Personaliti NEO dengan 5 pengelompokan. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada pengaruh kepribadian dengan tipe golongan darah. Sumber : Personality and Individual Differences, Volume 32, Issue 4, March 2002, Pages 621–626 
  3. Kunher Wu, Kristian D. Lindsted, Jerry W. Lee (2003)Penelitiannya berjudul  Blood Type and The Five Factors of Personality in Asia. Peneliti menganalisis 2861 siswa sekolah menengah di Taiwan. Hasil uji statistik MANOVA menunjukkan tidak ada pengaruh kepribadian berdasarkan golongan darah. Sumber : Personality and Individual Differences, Volume 38, Issue 4, March 2005, Pages 797-808.
Anda dapat mengaksesnya melalui situs sciencedirect disini atau disini. Saya tidak membelinya karena mahal. Hehe. Kalo mau beli dipersilakan merogoh sekitar 35 dollar untuk setiap artikel. 

Lantas, Mengapa Kita Percaya?
"Banyak kok temen2 saya yang sesuai dengan kepribadian berdasarkan golongan darah". Pasti pada bilang gitu kan. Nah Lo. Saya juga awalnya percaya kok. Tapi coba deh telaah baik-baik. Secara sadar atau tidak, kita biasanya "mencocokkan" karakter kita dengan karakter golongan darah kita pada sifat-sifat yang kebetulan aja sama. Misal, saya golongan darah A, saya merasa diri saya rajin, penurut, ikuti aturan, dsb seperti yang disebutkan, tapi saya juga cukup sering kok out of box  seperti golongan B, kepo banget kayak golongan O, dan terlihat berkepribadian ganda kayak golongan AB. Saya punya banyak temen gol B, mereka memang easygoing tapi mereka juga serius kok, bahkan lebih rajin dari gol A. Nah kan. Coba deh lakukan observasi kecil-kecilan. perhatiin temen-temennya. Apa bener mereka kayak yang disebutin. :D

Lantas, kalo bukan pake ABO, pake apa dong buat membagi kepribadian? Yaps. InshaAllah akan saya tulis di artikel selanjutnya.

CMIIW. :D
Semoga Bermanfaat